widgeo.net

Senin, 04 November 2013

AKU DAN KUCINGKU

       Waktu dulu aku masih kecil aku menemukan 3 anak kucing di dekat rumahku. Aku tidak tahu induknya kemana, tetapi aku yakin kalau induknya sudah meninggal. Aku memegang anak kucing yang berwarna abu, kucing itu sangat mungil. Sedangkan kakakku memegang anak kucing dengan tia warna, yakni warna putih, hitam dan kuning, satunya lagi dipegang oleh teman-teman ku berwarna kuning dan putih.

       Dengan pikiran kami yang masih sangat kekanak-kanakan, kami membawa ketiga anak kucing itu ke sebuah rumah, dihalaman samping rumah itu terdapat tumpukan batu apung, kami berniat untuk membuatkan ketiga anak kucing itu rumah disana, karena kami sangat merasa kasian melihat mereka yang tidak memiliki tempat tinggal.

        Cuaca siang itu sangat terik, matahari bersinar dengan panasnya, kulit kami seketika berubah menjadi tambah coklat karena kami berusaha untuk membuat rumah gua untuk kucing-kucing mungil itu. setelah beberapa menit kemudian, rumah kucing itu pun dapat kami selesaikan, tapi sayangnya rumah itu hanya dapat ditempati oleh satu ekor kucing saja. Kamipun membuat dua gua lagi untuk kucing-kucing itu.

         Setelah kedua-duanya selesai, kami membawa kucing-kucing itu untuk masuk kedalam gua, kemudian kami menutup gua itu dengan batu apung. Setelah kami perkirakan kucing itu merasa aman dan nyaman, kami kembali lagi kerumah.

         Pagi-paginya kami menengok ketiga kucing itu, namun naas dua dari tiga kucing itu termasuk kucing milikku meninggal, dengan jasad yang mengering dan tipis. Awalnya kami tidak tahu apa penyebabnya, namun orang yang memiliki batu apung itu berkata bahwa penyebabnya adalah karena kepanasan selama berada didalam gua yang kami buat. Aku sangat sedih tidak percaya dan tidak menduga, bahwa apa yang kami lakukan dengan baik dapat merenggut jasad kedua kucing mungil itu. Sekarang aku tidak mempunyai kucing lagi atas perbuatanku.

          Aku kemudian pulang kerumah dengan mata yang berkaca-kaca, kemudian aku memberitahukan hal yang telah aku perbuat kepada Mamaku. Mamaku berkata itu semua memang sudah ajalnya, jadi janganlah bersedih. Tidak lama kemudian, kakak ku pulang dengan membawa kucingnya, kemudian dia menyerahkan kucingnya kepadaku, dia menyuruh aku untuk merawat kucing mungil itu dengan baik. Akupun sangat gembira, karena aku sudah mempunyai kucil pengganti kucingku yang telah mati. Aku kemudian membirakan nama kepada kucing ku dengan nama Pussycat.

         Hari demi hari aku lalui dengan Pussycat dan tidak terasa dia sudah remaja. Setiap kali aku dan Mama pergi kemana saja, Pussycat selalu mengikutiku. Pada suatu hari, aku pergi belanja keluar gang rumahku, tetapi Pussycat tetap saja mengikutiku, padahal aku sudah mengusirnya beberapa kali agar tidak mengikutiku, namun Pussycat tetap saja mengikutiku. Akupun menyerah dan membiarkan Pussycat untuk ikut. Setelah sampai tujuan, aku membeli beberapa jajan, hingga menghabiskan uang Rp.2000,00. Setelah uangku habis, aku kemudian pulang kerumah. Aku tidak menyadari bahwa Pussycat tidak mengikutiku. Hingga saatnya untuk tidur, aku mengingat Pussycat,Ternyata Pussycat tidak pulang. Aku sangat cemas, dan kemudian aku menuju kekamar Mama untuk memberitahunya. Kata Mama Pussycat pasti akan pulang nanti, mungkin saja ia mau berjalan-jalan sebentar. Akupun merasa lega, kemudian kembali lagi ketempat tidurku.

       Keesokan paginya, aku tidak menemukan Pussycat ada dibawah kakiku, biasanya ia selalu tidur disana. Kemudian aku meminta Mamaku untuk mengantarku untuk mencari Pussycat ke kios tempat belanja tadi malam, kemudian Mama mengantarku. Setelah sampai, aku melihat Pussycat tertidur disamping pohon dekat kios tersebut. Aku sangat sedih karena meninggalkannya tadi malam. Kemudian aku menggerak-gerakkan tubuh Pussycat sehingga membuatnya terbangun. Pussycat pun terbangun dan aku segera melangkahkan kakiku pulang, Pussycat mengikutiku dari belakang.

      Setelah sampai kerumah Mama memberikan seekor ikan goreng kepada Pussycat sebagai sarapannya. Dan Mama membuat nasu goreng untuk sarapan. Begitulah selalu.

      Pada saat aku sudah kelas VI dan kakakku kelas VIII, kakakku sakit, dan penyakitnya itu sangat berkaitan erat dengan adanya Pussycat, yaitu penyakit sesak. Aku sangat takut nanti jika pada akhirnya Pussycat yang akan dikira sebagai penyebab penyakit itu. Aku sangat sedih saat itu, karena aku harus memilih antara kakakku dengan kucing yang telah aku rawat selama bertahun-tahun.

         Mamaku akhirnya menyuruh seseorang utnuk membuang Pussycat ke Porda yang tidak terlalu jauh dari rumahku. Namun, beberapa jam kemudian Pussycat kembali lagi kerumah dengan muka yang kelelahan. Mamaku sangat heran karena baru pertama kalinya dia melihat kucing yang dapat kembali lagi pulang setelah dibuang.

       Dan suatu ketika aku menginap dirumah sakit. Pagi-pagi sekali aku kembali lagi kerumah diantar Bapak. Dirumha aku sudah tidak melihat Pussycat. Aku sangat sedih, ternyata Pussycat sudah dibuang oleh kakak pertamaku. Ketika itu juga Bapak mengajak aku untuk mencari Pussycat. Menurut informasi yang kami peroleh, Pussycat dibuang di Lapangan Nasional. Dengan mengendarai Supra Fit berwarna abu, kami berangkat menuju lokasi, tetapi kami tetap saja tidak menemukan Pussycat. Padahal kami juga sudah menyebutkan ciri-cirinya kepada penduduk sekitar Lapangan Nasional. Tetapi tetap saja tidak ketemu. Dan akhirnya aku pasrah dan kemudian kembali lagi kerumah. INILAH AKHIR CERITAKU DENGAN KUCINGKU SAYANG... :'(

0 komentar: